Itu kesan pertama saya setelah selesai membaca "The Boy in the Striped Pyjamas" (2006), karya John Boyne. A MUST-READ!!
"The Boy in the Striped Pyjamas" - John Boyne
sumber gambar : http://en.wikipedia.org/wiki/File:Theboyinthestripedpyjamas.jpg
Sebenarnya lebih baik saya tidak menuliskan resensi buku ini agar tidak merusak kejutan-kejutan yang dimiliki oleh buku ini. Namun untuk sekilas spoiler, saya akan berusaha memberikan resensi tanpa "merusak" kejutan tersebut. Hanya akan memberikan sedikit petunjuk-petunjuk untuk menebak tentang apakah cerita ini. Hehehe...
Ini adalah kisah seorang anak berusia 9 tahun bernama Bruno.
Suatu hari ia dan keluarganya diharuskan pindah ke tempat yang jauh dari tempat asalnya, Berlin, karena ayahnya diperintahkan oleh bosnya "the Fury" untuk bertugas di Out-With (begitu mereka menamakannya). Yang berarti ia harus meninggalkan sahabat-sahabatnya dan rencana-rencananya yang hebat. Apalagi ia sangat tidak menyukai tempat barunya yang menurutnya suram dan tidak menarik.
Pemandangan kamarnya pun membuatnya selalu merasa aneh dan tidak enak, mengarah ke sebuah tempat berpagar tinggi dengan tetangga-tetangga yang selalu terlihat muram. Sampai suatu ketika, ia bersahabat dengan seorang anak di seberang pagar bernama Shmuel, yang selalu menggunakan piyama dengan motif garis-garis.
Saat itulah, "petualangan" Bruno dimulai.
Tentang Buku Ini
(SPOILER ALERT)
Buku ini menceritakan sepotong kisah mengenai tragedi Holocaust dari sudut pandang seorang anak berusia 9 tahun. Sekilas mengingatkan saya akan gaya penulisan buku "To Kill A Mocking Bird" (1960) dan "The Curious Incident of the Dog in the Night-time" (2003).
Dengan demikian, buku ini pun dapat dijadikan acuan referensi para orangtua untuk menjelaskan tragedi Holocaust kepada anak-anak. Menurut pengarangnya, "I’ve written this book, it’s very different to anything I’ve done before. I think it may be a children’s book but I think adults might like it too." Oleh karena itu, saya memasukkan buku ini ke dalam genre childen literature sekaligus genre fiksi.
Buku yang ketebalannya termasuk tipis namun buku ini benar-benar buku yang sangat kuat dan mengesankan. Tak sampai 2 jam saya menghabiskan membaca buku ini, saking penasarannya tentang apa yang akan terjadi dan apa saja yang akan dilakukan Bruno di bab-bab selanjutnya.
Sekali lagi, SANGAT direkomendasikan!
Saya baru selesai baca bukunya nih, dan benar-benar ngeri, terutama di bagian endingnya....wadow, spoiler banget ya, hehhehe
ReplyDeleteSaya salut dengan penulisnya yang mampu menceritakan kisah dalam buku ini dari kacamata anak umur 9 tahun. Terasa sekali kepolosannya. Saya saja tidak bisa ingat bagaimana cara pikir saya saat seusia itu.
Thanks buat Ajeng yang sudi meminjamkan buku ini. Siap-siap untuk dipinjami lagi ya ^_^
8 tahun ah heeuuu
ReplyDelete8 tahun ya? Bener juga sih, 8 tahun di filmnya, tapi 9 tahun di bukunya. Hehehe...
ReplyDeleteSaya dah nonton filem-nya ... tragis banget ... ga bisa dibayangkan anak2 kecil nan polos jaman itu menjadi korban ke egoisan dan nafsu orang dewasa yang ingin menguasai dunia.
ReplyDelete